Setelah badai hari sebelumnya, hujan semalaman dan hujan rintik-rintik pagi harinya, kami bersiap menuju Dusun Kedah. Kali ini kami tidak melewati Sinebuk Green tapi melewati ladang-ladang dan tiba di rumah Mr. Jali jam 8 malam. Akhirnya petualangan 12 hari ini usai sudah :D
Diawali pagi yang cerah, rencana awal hari ini menuju ke Pucuk Angkasan, tapi karena siang harinya dihadang badai akhirnya kami bermalam di Pos Kayu Manis 1
Hari ini kita muncak!! Semua perlengkapan kami tinggal di Pos Lapangan Bola, dan dengan bermodalkan daypack berisi cemilan, air minum dan bekal makan siang kami mulai menyusuri punggungan menuju ke puncak.
Jalurnya pastinya nanjak, sedikit berbatu, padang rumput, nanjak, batu, padang rumput ... akhirnya sampai juga di Puncak Lo (Loser).
Di Puncak Lo terdapat tiang triangulasi, dan terdapat lokasi camp di bawahnya. Dari puncak Lo, kita dapat memandang ke segala arah, dan semuanya pegunungan, Puncak Leu (Leuser) juga terlihat dari sini ... keren banget dehhhh ....
Setelah puas berfoto ria dan bertelepon ria mengabarkan keberadaan kita dan sempet-sempetnya kirim foto ke Griffin kita menuruni Puncak Lo menuju ke Puncak Leu. Setelah melewati jalur turun yang cukup terjal, sampailah kita ke sebuah danau ... eh, ... tapi ternyata kita salah jalan, seharusnya jangan belok ke danau tapi lurus terus :P ... "Danaunya buat pulangnya aja", kata Bang Ali ... jadilah kita nanjak lagi dengan setengah mati, tanjakannya benar-benar terjal sampai akhirnya kita tiba di sebuah puncak, Puncak Leu
Puncak Leu tidak besar dan tidak ada triangulasinya, tapi setelah dicocokan dengan GPS ternyata memang benar posisinya. Dengan riang kami sempatkan foto-foto tapi kami harus buru-buru turun karena untuk mencapai camp masih memerlukan waktu yang cukup lama. Setelah makan siang di danau, kita kembali ke Pos Lapangan Bola dan tiba di camp jam 8 malam
Hari ini merupakan trek panjang terakhir kami sebelum bisa summit attack ke puncak Loser dan Leuser. Cuaca pagi itu cukup bersahabat. Tujuan pertama kami adalah Pos Bivak Batu (2947dpl). Jalur menuju ke Pos Bivak Batu hampir sama dengan jalur kemarin, menelusuri punggungan yang terbuka, lalu tiba di sebuah lapangan yang cukup luas dengan batu-batu besar dan kecil bertebaran, Pos Bivak Batu.
Kami beristirahat sejenak di sini lalu kembali masuk ke hutan, jalur menanjak tajam lalu turun dengan tajam pula dan sampailah di sebuah sungai kecil, Krueng Kluet 1. Dari sini kita menanjak tajam lagi, masuk ke dalam hutan, kemudian turun dengan tajam sekali lagi dan menemukan sungai kecil kedua, Krueng Kluet 2. Setelah menanjak lagi, keluar dari hutan dan melintasi padang-padang rumput, sampailah kita di Simpang Tanpa Nama (3197 dpl)
Di Simpang Tanpa Nama ini terdapat sebuah simpang yang menuju ke Puncak Tanpa Nama dan Puncak Syamsudin. Sayangnya baik Mr. Jali maupun Bang Ali dan Bang Dul secara tidak langsung tidak mengijinkan kami untuk mencapai kedua puncak tersebut. Simpang Tanpa Nama adalah sebuah tanah datar cukup luas yang bisa digunakan untuk bermalam. Kami tiba di sana sekitar jam 4 sore, tapi karena Pos Lapangan Bola (Camp Paya) terletak tidak terlalu jauh lagi, maka kami tetap meneruskan perjalanan.
Jalur menuju Pos Lapangan Bola menanjak namun tidak terlalu curam dan melewati punggungan dengan jurang yang dalam di kiri kanannya dengan view sunset yang menakjubkan sebelum akhirnya sampai ke sebuah padang rumput datar yang sangat luas. Kami menyeberangi padang rumput yang dinamakan Lapangan Bola tersebut, agak sedikit berbelok ke kanan sampai di bawah sebuah bukit dan mendirikan camp sekitar jam 7 malam. Genangan air terdapat di sebelah kanan, tidak jauh dari lokasi camp.