Setelah melewati perjalanan malam yang menegangkan dan melelahkan, akhirnya kami tiba juga di rumah Mr. Jali sekitar jam 8 pagi.
Rumah Mr. Jali
Bang Alimat
Setelah saling berkenalan dengan Mr. Jali, kedua porter kami, Bang Alimat dan Bang Dulloh serta beberapa porter lain, tetangga dan anggota keluarga Mr. Jali, minum-minum kupi, ngerumpi dan beristirahat sejenak, kami memutuskan untuk langsung berangkat menuju ke Sinebuk Green. Di sana, bersama dengan Bang Ali dan Bang Dul, kita akan mengecek perbekalan dan melengkapinya apabila masih ada yang dirasakan kurang.
Perjalanan menuju Sinebuk Green melewati ladang-ladang dan sungai, turun dan naik bukit, relatif cukup mudah dan ditempuh dalam waktu 2 jam. sudah termasuk acara foto-foto dan ngemil bersama.
Sesampainya Sinebuk Green, kami langsung membongkar semua perbekalan. Menurut para porter, perkiraan perjalanan yang akan kami tempuh adalah 15 hari dan cara yang paling efektif untuk membawa perbekalan adalah dengan menempatkannya dalam 15 paket, yang masing-masing diperuntukkan untuk 1 hari. Sebagian paket tersebut nantinya akan dikubur (disembunyikan dari hewan) untuk dibuka pada perjalanan pulang sehingga meringankan beban.
Meskipun tidak langsung setuju (terutama Otong yang tukang ngemil ... hehehe...) akhirnya kami semua sepakat bahwa itu adalah cara yang terbaik. Ada beberapa item logistik yang dirasakan masih kurang, maka Bang Dul turun ke desa terdekat untuk membeli logistik tersebut, sementara kami packing dan bersantai sejenak menikmati keindahan pemandangan di Sinebuk Green.
Sinebuk Green
Sekitar jam 3 siang semuanya telah siap dan kami berpamitan dengan Mr.Jali dan langsung menuju ke Tobacco Hut. Awalnya kami kembali melewati beberapa ladang, lalu masuk ke hutan dan mulai menanjak bukit dan muncul di sebuah padang di mana banyak kerbau merumput. Jalan di daerah sini sangat tidak jelas, banyak alang-alang, jalan setapak yang memutar, dan tanahnya yang lunak meninggalkan banyak jejak kerbau dimana-mana. Namun dengan mengikuti Bang Dul yang berjalan di depan, dengan mudah kami mencapai Tobacco Hut dalam waktu sekitar 1.5jam.
Tobacco Hut ini adalah sebuah rumah panggung tua di tengah padang. Rumahnya sendiri dalam kondisi tidak terawat dan meragukan untuk ditinggali, sehingga kami memutuskan untuk membuat tenda di pekarangan rumah tersebut sementara Bang Ali dan Bang Dul memilih tidur di bagian bawah rumah panggung.
Di sini cukup banyak nyamuk dan kami masih merasa agak canggung (biasa ... baru kenal kan malu-malu ...) plus sangat ngantuk jadi setelah acara makan malam yang sopan, kamipun tidoorrr!!!
Tobacco Hut
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment